Cara parenting pendidikan anak usia dini yang baik menurut para ahli psikologi


parenting membangun psikologi anak
Anak usia dini sejatinya adalah sebagai kertas putih yang masih kosong. Maka dari itu butuh proses sosialisasi atau pembelajaran yang baik dan benar dalam diri anak untuk membangun psikologi anak tunggal  yang baik. Tentu itu adalah salah satu tugas utama sebagai orangtua. Orang tua sangatlah memiliki peran dalam hal ini. Bahkan hubungan tidak baik antara ayah dan ibu (pisah) akan berdampak pada psikologi anak korban perceraian atau bisa disebut psikologi anak broken home. George Herbert Mead menjelaskan beberapa tahap sosialisasi atau pembelajaran yang dilalui manusia sejak manusia dilahirkan:

1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)


Pada tahap ini akan dialami oleh manusia sejak dilahirkan, pada saat ini seorang anak harus mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya dan diharapkan dapat mengikuti tatanan yang berlaku dalam masyarakat, tanpa melupakan pengenalan terhadap perwatakan yang ada pada dirinya. Pada tahap ini anak- anak juga mulai melakukan perilaku berupa meniru meski tidak bisa sama dengan yang ditirunya. Misalnya cara anak- anak mengucapkan keinginannya terhadap orangtua yang terkadang orangtua tidak mengerti apa yang sedang diucapkan anaknya tersebut.

2. Tahap Meniru (Play Stage)


Ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan semua yang ada di sekitar mereka seperti yang dilakukan orang dewasa serta dengan kesadaran mengetahui nama diri dan siapa nama ayah dan bundanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak tersebut akan mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang yang berada di sekitarnya serta memiliki pemahaman maksud yang terkandung di dalamnya, sehingga kemampuan untuk melakukan adaptasi pada posisi yang ada dalam masyarakat mulai dipahaminya. Akan muncul pula kesadaran bahwa pada sistem sosial akan menentukan pola perilaku serta karakternya.

3. Tahap Siap bertindak (Game Stage)


Pada tahap peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan akan digantikan peranan yang dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran dan kreativitas. Kemampuannya tersebut dapat memposisikan posisi orang lain, dan menyadari menyadari segala sesuatu yang dilakukannya sehingga akan memunculkan kemampuan dalam berinteraksi dalam masyarakat. Individu yang melakukan sosialisai tersebut telah mulai menyadari adanya tuntutan yang dikaitkan dengan menjaga nama baik pada pergaulan yang dilakukannya. Pada tahap ini pula lawan berinteraksi dengan banyak teman dan berhubungan dengan konsep perilaku.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)


Dengan tahap ini, seseorang telah dianggap dewasa dan mampu beradaptasi berbagai macam pola perilaku pada lingkungannya. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Pada tahapan ini seseorang dapat melakukan perilaku saling pengertiian dengan berbagai orang dengan bermacam karakter, dan dapat menyadari bahwa masyarakat yang luas akan memiliki pola perilaku yang beranekaragam pula.

Selain 4 tahap sosialisasi tersebut, beberapa ahli psikologi berpendapat tentang parenting pola asuh anak usia dini dengan menerapan cara parenting mendidik anak dengan cinta.

Cara marah pada anak


“Anda bisa melatih diri untuk marah dengan nada yang tak perlu membentak sehingga menyakitiperasaan anak. Misal: anda sebagai orangtua ketika marah pada anak ‘Bunda marah… bunda tidak suka’. Dengan begitu anak lebih mudah mengerti daripada membentak” ~ Vera Itabiliana, Psikolog anak.

Bahaya membentak anak


“Membentak anak tak ada gunanya, tapi justru anak sebenarnya tidak paham membentak itu apa. Yang anak rasakan adalah sakitnya, anak justru terpancing emosinya bahkan anak menjadi tambah tantrum. Ketika anak sering dibentak, anak menjadi takut pada orangtua sehingga anak tidak mau terbuka pada orangtua.” ~ Vera Itabiliana, Psikolog anak.

Jangan terlalu mudah marah pada anak


“ Kenapa orangtua dilarang jangan terlalu mudah marah pada anak? Karena pusat perasaan adalah bagian pertama dari pertumbuhan anak. Jadi anak begitu sensitif melihat wajah amarah orangtua padanya. Teruslah belajar mengontrol diri, demi kebaikan anak- anak kita.” Bunda Aulia, Psikologi anak.

Makna pelukan ayah dan ibu bagi anak


“Seorang ayah yang sering memeluk anaknya, berarti ia telah mentranfer kemampuan kemandirian, bertanggungjawab dan tangguh. Sementara pelukan ibu, mengajarkan anak untuk menjadi pribadi yang lebih lembut dan menjadi seseorang yang lebih peduli pada orang lain” ~ Melly puspita sari, Psikolog

Rahasia anak hebat


“Riset FORBES: ternyata anak yang diminta bantuan urusan rumah tangga dari suatu riset ditemukan bahwa anak jadi peka secara emosional dan lebih handal dan terampil secara sosial, anak yang cerdas secara emosional, secara sosial lebih populer di usianya” ~ Roslina Verauli, Psikolog

Tujuan pengasuhan anak


“Riset saya pada ibu 25- 45 tahun, bekerja tak bekerja, ekonomi menengah ke atas dan menengah ke bawah. Mereka tidak punya tujuan pengasuhan. Mereka tidak tahu anak ini mau dibawa ke mana? Orangtua mulai rumuskan tujuan pengasuhan sejak anak dilahirkan. Buatlah kesepakatan bersama suami, prioritas apa saja yang diberikan pada anak dan bagaimana cara pendekatannya” ~ Elly Risman, Psikolog anak

Ibu bekerja VS Ibu rumah tangga


“Banyak ibu bekerja yang melahirkan anak- anak hebat tak sedikit juga ibu rumah tangga yang gagal mendidik anak. Sehinngga mendidik anak itu bukan soal seberapa banyak waktu dan perhatian yang diberikan pada anak, tapi seberapa besar kualitas pada waktu dan perhatian tersebut.” Bunda Aulia, psikolog anak.

Ali bin abi Tholib juga membagi beberapa bagian parenting anak menurut usianya yakni:

usia anak 0-7 tahun, layanilah anak ibarat raja. Usia 8- 14 tahun, Jadikan anak seperti ‘Tawanan Perang’ dimana anak punya kewajiban sekaligus hak. Usia 15- 21 tahun, perlakukan ia seperti sahabat. Menjadi teman ngobrol, curhat, diskusi, bahkan mencari solusi dari masalahnya. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi anak.

Terimakasih, semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel